GOOD LIFE IS THE ONLY WAY TO A GOOD GOD

My photo
Wanita biasa tapi penyuka hujan dengan sangat teramat gila.. Penyuka tulisan apapun, terlebih bait-bait sedih yang membisikkan kerinduan. Pecinta pada pandangan pertama pada lirik-lirik lagu, Melankolis, perasa, kasar, mengingat segala sesuatu dari yang dirasakan, bukan dilihat atau dengar. Jatuh Cinta dengan sederhana kepada pemberi sentuhan, bukan dengan pemilik mata tajam. yah, finally siapa aja yang baca blog ini, welcome to my GOOD life :)

Tuesday, September 4, 2018

untuk...

kuhitung mundur langkah yang kuambil dijalan ini
banyak
tak terhitung
lelah ku menghitungnya

kupikir lagi, apa aku salah langkah?
membuang-buang waktu?
salah arah?
karena tak juga kutemukan yang kucari

kulihat sekelilingku, tak satu pun yang kukenal
aku asing
atau ini semua asing?
dia siapa? ini apa?

kulanjutkan lagi dijalan ini
yang kuingat, ada tangan yang kusentuh dan akhrinya kugenggam
dari awal perjalanan sampai detik ini

dia tidak pergi
tidak menjauh
tidak memarahiku waktu aku salah arah, menurutku
tidak meninggalkanku karena bosan
tidak juga melepaskanku karena berat dan lelah
dia hanya berbisik, menyemangatiku tiap kali melihatku mengeluh
menggenggamku makin erat tiap kali aku hampir terjatuh

entah sampai dimana ia bertahan

Thursday, May 19, 2016

Serenade Pagi


Melampaui batas kerinduan, kunyanyikan alunan sendu
Menggambar begitu berantakannya hatiku menyambut pagi ini 


Kekesalan semalam masih membuncah,

Entah apa yang pernah kupikirkan sehingga mencintamu dengan gila

Entah apa yang pernah kuharapkan merindumu begitu bernafsu

Entah apa yang pernah kubayangkan mencumbumu tanpa ragu



Memujamu menjadi candu bagiku

Menghilanglah dari hadapanku, gilaku akan tinggal menunggu waktu



Beberapa kali keraguan kejeraan menyinggahi hati kecil nan sumpek ini

Kemudian terhapus dengan sapaan “pagi sayang…”



Tak ada lagi yang bisa terpikirkan

Merindumu seperti candu

Candu seperti saat mendengar lagu sendu dikala rindu

Rindu dan kamu adalah hal yang kembali berputar-putar di satu dan lain hal


Hanya kalian berdua



Rindu ini kemudian menjadi benci

Benci karena tak kunjung kau balas rinduku

Benci karena kau selalu ada untuknya dan bukan untukku

Benci karena ternyata kau tak mencitaiku sepersejutapun dari milikku

Benci karena semuanya terlihat begitu mudah untukmu tapi begitu sulit untukku

Benci karena aku tak berhak membagikannya dengan orang lain
Benci karena nyatanya aku masih tetap candu akan hadirmu

Sunday, November 29, 2015

PAYUNG TEDUH

(Dari kiri ke kanan : Bang Ivan, Bang Ale, Bang Aziz Comi, Kang Is)


Sekilas terbayang berbagai jenis euforia konser musik waktu itu.
Yup! Payung Teduh!
Aku mengenal grup musik ini dari ketidaksengajaan menonton salah satu acara musik favorit, RADIOSHOW, di stasiun TV swasta.
Hanya beberapa lagu yang sempat terdengar, namun keteduhan yang kurasakan waktu itu masih sangat teringat jelas sampai detik ini.

Kalau tidak salah, tahun 2012 adalah tahun pertama aku mengenal musik Payung Teduh.
Luar biasa keindahan yang kurasakan dari jumlah penikmat yang tidak terlalu banyak, mereka duduk 'lesehan' dan dengan serentak ikut melafalkan setiap bait yang dinyanyikan oleh Kang Is (Vocal), ikut menggoyangkan tubuh seirama dentuman contra bass yang dipetik Om Aziz Comi (Contra Bass) dan instrumen lain yang dimainkan Bang Ale Cito (Drum) dan Bang Ivan (Guitalele).

Aku sendiri bingung apa yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama dari kelompok musisi yang meneduhkan ini.
Nyaman sekali mendengarkan musik mereka, melihat kiri kanan banyak  pasangan kekasih yang berpelukan mesra, melihat sekumpulan muda mudi yang bernyanyi dengan senyum indah menghias wajah mereka, dan aku sendiri seperti tersihir takjub melihat kepiawaian Payung Teduh melakukan ini semua.

Tinggal di ibu kota tidak serta merta memudahkanku bisa melihat mereka live di depan mata. Kesibukan bekerja dan kegiatan sosial membuatku sering kehilangan momen itu.
Tapi ada sekali kesempatan yang tidak sengaja juga kutemukan di akun twitter milih Payung Teduh official dan kebetulan aku punya sedikit waktu luang.
Waktu itu April 2013 dan aku berkesempatan merasakan langsung sensasi teduh yang diumbar-umbar lirik lagu mereka.

Tepat jam 12 malam, semua personil naik ke panggung (waktu itu mereka bintang tamu di acara pentas seni salah satu Universitas swasta di Jakarta). Semua penikmat musik mereka seketika menghambur ke depan panggung dan duduk 'lesehan', tidak terkecuali aku tentu saja ingin merasa lebih dekat dengan idola-ku, Sang Pujaan Hujan.
Beberapa lagu dilantunkan penuh penghayatan, hingga sampai ke lagu masterpiece-nya Payung Teduh, parararara~, RESAH.
Semua ikut bernyanyi, semua ikut menggoyangkan bahu mereka ke kiri dan ke kanan.
Indah sekali~
Tak terasa air mata mengalir di ujung mataku. Lirik lagu ini begitu menyentuh, begitu naif, begitu menggugah rasa yang terpendam di dalam hatiku. Seperti ada rasa cinta yang malu-malu kemudian meledak dari dalam dadaku, rasa egois, rasa ingin memiliki seseorang dengan begitu utuh. Ada kerinduan yang sangat dalam yang terasa dalam setiap lirik yang kemudian dimusikalisasikan dengan tambahan instrumen musik yang lembut nan menggelitik.
Luar biasa sekali sensasi yang kurasakan saat menikmati musiknya.

Bisa kalian bayangkan, mendengar musik tapi perasaan seperti sedang jatuh cinta dan merindu secara bersamaan. Bahagia dan sedih bercampur aduk.
Kesan pertama bertemu mereka langsung, itu yang tidak pernah bisa kulupakan.

Huft, walaupun aku kembali menikmati panggung mereka lama setelah itu, bulan September 2015 lalu.

But anyway, Terima kasih sekali Payung Teduh menciptakan musik dan lirik seindah itu.

Satu hal lagi yang tidak pernah kusesali saat diberikan kehidupan, tentu telah mengenal Payung Teduh.

Kotaku, 30 November 2015
@ 1: 02 AM

Apakah Tuhan Pernah Menyesal?

Memikirkan kata yang tepat untuk memulai menuliskan catatan ini, semakin bingung karena sesungguhnya back song 'Malam Kudus'-nya Delon sangat tidak cocok diputarkan sebagai pengiringnya
#nowlistening : Delon - Malam Kudus

(actually wrote on Dec, 2012)

hello world, my virtual world.. *sigh*

Menjadi bagian dari keluarga ini adalah impianku sejak aku paham apa itu ayah dan ibu, kedua orang yang kutau 'bekerja sama' menjadikan aku sampai sekarang.
Apakah Tuhan tau ini yang kuinginkan?
Apakah Dia tidak pernah menyesal menitipkan aku ke dalam keluarga ini?
Menjadi anak sulung dari 6 bersaudara dan sekarang merasa bertanggung jawab juga atas kelangsungan masa depan adik-adikku.

23 tahun sekarang aku..
berbagai jenis pencapaian dan kegagalan silih berganti dalam kehidupanku.
Sampai minggu ini, yang kurasa kegagalan terpahit yang pernah kukecap dibanding dengan yang sudah-sudah.
Hiring a job, got a chance to reach it, and i broke it by myself, setelah harapan-harapan yang muncul dari orang-orang terdekat terutama keluargaku.
Apakah Tuhan pernah menyesal membiarkan aku dengan begitu mudahnya mencapai tahap akhir dan kemudian membiarkan aku terjatuh saat aku mencapai titik tertinggi, padahal saat aku terjatuh, saat itu juga aku membawa jatuh semua keluargaku karena tangan kami yang sedang berkaitan satu dengan yang lain?
Apakah Tuhan pernah menyesal tidak membiarkan aku mendapatkan kemenangan atas pekerjaan itu?

Esok harinya setelah pengumuman 'kekalahan' itu..
Semua orang mencari sela untuk saling menyikut, memijak dan menyalahkan satu dengan yang lain.
Kejatuhanku yang ku anggap ikut serta menjatuhkan mereka, berakibat sangat buruk untuk semua kejadian tadi malam.
Aku tak bisa berkata apa-apa.
my broken family.. oh my God..
Siapa yang peduli sama keadaan keluarga ini? is Jesus do?
Apakah Tuhan pernah menyesal membiarkan kami menangis meratap dan memohon agar semua pertengkaran di rumah ini selesai?
Aku tau Dia sedang menyiapkan sesuatu yang indah untuk keluarga ku.
tapi aku sama sekali tidak bisa bersabar, terlebih tidak bisa bertahan atas semua keadaan disini sekarang.
di kiri meminta mati, di kanan ingin membunuh.
lantas kenapa mereka diam saja dan tak melaksanakan keinginannya?
Yes, Jesus do.
Dia masih mendengarku.
Menjauhkan semua keinginan jahanam kami..

Saturday, November 28, 2015

ENTAH BERANTAH...

"that i do by Wye Oak" playing softly in my earphone..


Memandang matamu, sendu mengalir ke nadiku
Menggenggam tanganmu, hangat menjalar hingga ke ubun-ubunku
Ada yang bergetar, tak ku tau apa itu
Ada yang kemudian berdegup kencang, itu jantungku, aku tau
Tapi aku tak tau apa sebabnya

Kuyakinkan diriku, kubalas genggamanmu
Semakin lama semakin tak ingin kumelepasmu
Kupagut lembut bibirmu, semakin besar rasa ingin tau ku

Kupejamkan mataku berharap setiap saat disisimu akan lebih terasa nikmat
Kemudian aku terhenyak, kau masih disampingku
Kubuka mataku dan pasrah kehilangan momen hangat ini
Kubuka dan kupandangi mata sendu dan senyum genitmu
"Ini tak akan bertahan lama"
Dan kuputuskan habiskan semua tenagaku untuk mencuri semua pesonamu



Hari berikutnya,
Ada terselip waktu berdua denganmu lagi
Dan kusadari sudah, aku jatuh dalam pesona liarmu
Tak ada rasa menyesal sedikitpun
Bahkan untuk menatapmu dengan marah, aku tak kuasa

Aku menikmati melakukan segala sesuatu denganmu
Sekalipun sulit untuk tertawa lepas saat bersama

Hening sekali rasanya hatiku
Hingga membuatmu menerobos dengan mudah
"Cinta yang kuyakini tak pernah salah
Yang menjadikannya haram adalah aku menaruhnya di tanganmu"
Tangan yang mengangkatku ke awan
Dan tak ragu-ragu menghempaskanku ke lautan luas

Aku terjatuh begitu dalam sampai tak bisa mendengar apapun

Beberapa saat sebelum aku kehilangan nafas
Ingatan terakhirku adalah kau yang terbang tinggi dengan sayapmu
Tersenyum melihatku terjatuh

Sekarang aku ingin mengenangmu dengan segala keindahanmu
Dan sempatkan mengenangku dengan sedikit kemurahan hatimu



Kotaku, 28 November 2015
@ 1.29 am

Wednesday, February 6, 2013

dreamcatcher

hi anyone... :)
kali ini aku mau sedikit berbagi nih tentang ketertarikanku mengenai dreamcatcher yang melegenda itu.
Dan ternyata, bukan hanya bentuknya yang unik loh...
Sesuai dengan namanya, dreamcatcher kalau dipakein ke orang yang tidur, apalagi anak-anak, dulunya di percaya bisa menangkap dan menjaring mimpi-mimpi buruk.

Wahhh, unik ya ternyata..
setelah proses googling yang lumayan memakan waktu (aahelaaa), aku nemuin sedikit info dan gambar tentang dreamcatcher ini.
Semoga ada yang tersesat di blog ini dan nemuin tulisan ini :)

enjoy it!






Dream catcher atau penangkap mimpi berakar pada tradisi orang-orang penduduk pribumi Amerika (Indian) menggantungkan sebuah jaring-jaring simbolis di atas tubuh seseorang yang tidur untuk melindunginya dari mimpi buruk.
Sebuah dream catcher terbuat dari sebuah simpul kayu berbentuk lingkaran yang di dalamnya terdapat sebuah jaring anyaman dengan lubang di tengahnya. Di bagian bawah lingkaran kayu itu terdapat dua atau lebih bulu yang tergantung-gantung.

Dengan digantungkan di atas orang yang sedang tidur, dream catcher akan menyaring mimpi-mimpi dari udara malam, dan hanya akan membiarkan mimpi-mimpi yang baik dan pesan-pesan yang penting saja yang masuk ke dalam orang tersebut.



Ada banyak sekali legenda-legenda indah mengenai asal usul dream catcher ini, yang menceritakan apa yang bisa dilakukan oleh penangkap mimpi itu. Indian Lakota, misalnya, mempercayai bahwa mimpi yang baik ditangkap untuk menjadi bagian dari jaringan kehidupan, sementara mimpi-mimpi buruk akan lewat begitu saja melalui lubang yang ada di tengah penangkap mimpi.


 Sedangkan Legenda suku Navajo, Ojibwe, dan Chippewa menyatakan bahwa jaring itu menangkap mimpi buruk, mencegahnya masuk ke dalam impian, sementara mimpi-mimpi yang baik akan lewat melalui lubang di tengahnya. Dalam legenda ini, sinar matahari pagi akan memurnikan jaring itu dari mimpi-mimpi buruk yang ditangkapnya semalam.





Penangkap mimpi untuk anak-anak dengan legenda yang disebut terakhir ini memiliki sebuah bulu di lubang tengahnya sehingga mimpi-mimpi yang baik bisa masuk ke dalam bulu itu dan masuk ke dalam mimpi.
Penangkap mimpi tradisional memiliki delapan titik tempat jaring menempel pada lingkaran, hal ini melambangkan delapan kaki laba-laba. Laba-laba melambangkan energi penciptaan kaum wanita, kebijaksanaan, dan pembelajaran.



Dalam kebudayaan orang Indian, penangkap mimpi sangat penting untuk digantungkan di atas tempat tidur bayi supaya bayi terlindung dari mimpi buruk atau “angin jahat” (energi yang buruk). Penangkap-penangkap mimpi ini, kesemuanya dibuat dari simpai dan urat jaring pohon willow, tidak dibuat untuk dipakai selamanya. Ketika si anak tumbuh dewasa, penangkap mimpi ini biasanya diganti dengan yang baru untuk siklus kehidupan si anak berikutnya.




Meskipun gagasan tentang mimpi merupakan gagasan yang umum dikaitkan dengan dreamcatcher, tampaknya tujuan pemaknaan yang sesungguhnya dari penangkap mimpi ini lebih luas lagi.
 
Legenda suku Lakota, misalnya, meyakini bahwa selama perjalanan kehidupan banyak kekuatan yang bisa menghalangi kesadaran atas Roh Besar.






Keyakinan pada Roh Besar bisa membuat penangkap mimpi tidak hanya akan menangkap mimpi-mimpi baik namun juga visi, gagasan, dan peluang yang baik yang bisa membantu seseorang mencapai tujuan dan cita-citanya.

Oleh karena itu, dream catcher tidak hanya berguna untuk tidur saja, namun lebih merupakan totem atau jimat yang dipercaya oleh sementara orang bisa memusatkan energi baik dan menghilangkan energi negatif. 

Dan sekarang dream catcher telah diadopsi dan dipopulerkan di berbagai kebudayaan sebagai sebuah benda hiasan dan alat New Age. Bahkan sudah tersedia di berbagai pusat perbelanjaan online.




Waaaahh..
Asik banget pasti yaa kalau masa kecil kita sempat ngerasain digantungin dreamcatcher ini..
Hihihihi...
Tapi kan tiap budaya itu beda-beda :)
Bagi yang mau berburu benda unik ini, selamat mimpi indah :')





Tuesday, January 22, 2013

28 Agustus 2006 0:]

28 agustus 2006, masi inget aku kan LOL RT @yesikayesika: hey @yunra tau ga kapan kita perdana masuk kuliah ya? hehehe






FINALLY,
Tuhan menjawab doaku, melalui @yunra 
dan kesimpulan - sementara (sampai ada hal lain yang membuktikan),
@yunra lebih hebat dari berbagai akun UNIMED yang ku follow di twitter.

jadi kuputuskan segera untuk unfoll semua akun - akun itu.. 
:'| 
*senyum terharu*


Thanks alot @yunra, and thanks God anyway :)