Melampaui batas kerinduan, kunyanyikan alunan sendu
Menggambar
begitu berantakannya hatiku menyambut pagi ini
Kekesalan semalam
masih membuncah,
Entah apa
yang pernah kupikirkan sehingga mencintamu dengan gila
Entah apa
yang pernah kuharapkan merindumu begitu bernafsu
Entah apa
yang pernah kubayangkan mencumbumu tanpa ragu
Memujamu menjadi
candu bagiku
Menghilanglah
dari hadapanku, gilaku akan tinggal menunggu waktu
Beberapa kali
keraguan kejeraan menyinggahi hati kecil nan sumpek ini
Kemudian terhapus
dengan sapaan “pagi sayang…”
Tak ada
lagi yang bisa terpikirkan
Merindumu seperti
candu
Candu seperti
saat mendengar lagu sendu dikala rindu
Rindu dan
kamu adalah hal yang kembali berputar-putar di satu dan lain hal
Hanya kalian berdua
Rindu ini
kemudian menjadi benci
Benci karena
tak kunjung kau balas rinduku
Benci karena
kau selalu ada untuknya dan bukan untukku
Benci karena
ternyata kau tak mencitaiku sepersejutapun dari milikku
Benci karena
semuanya terlihat begitu mudah untukmu tapi begitu sulit untukku
Benci
karena aku tak berhak membagikannya dengan orang lain
Benci karena nyatanya aku masih tetap candu akan hadirmu